Monday, May 17, 2010

Transgender

Kemarin di Rossy (Global TV) tema yang diangkat adalah soal transgender.

Ini kali pertama tamu di Rossy gak sebanyak biasanya. Hanya 2. Biasanya lebih 5 orang ditamapilkan dalam acara tersebut, sehingga tiap orang hanya kebagian satu-dua pertanyaan dan tidak bisa dieksplorasi lebih.

Saya menganggap diri saya punya keberpihakan terhadap kelompok LGBT. Paling enggak, saya nggak punya phobia terhadap mereka. Saya kira Rossy juga semestinya begitu. Angle yang dia angkat dari para waria alias transgender ini adalah sisi positifnya.

Tapi tetap, ada yang mengganggu.

Di segmen pertama, Rossy mewawancarai Dea -- yang dulu bernama Agus, lantas operasi kelamin, yang kemudian disahkan pengadilan setempat. Dea cukup terbuka bercerita. Tapi yang mengganggu justru pertanyaan dari Rossy. Di ujung segmen, sebelum beralih ke iklan, Rossy bertanya,'Sadarkah kamu betapa kamu telah menghancurkan hati orangtua kamu dengan menjadi begini?'

Ah. Dan kata 'menghancurkan' dipakai berkali-kali. Baik kepada Dea, atau kepada Merlyn, tamu waria berikutnya.

Buat saya, itu pertanyaan yang memojokkan. Akan jauh lebih elegan rasanya jika Rossy bertanya,'Bagaimana perasaan orangtua kamu?'. Jikalau betul hati ortu Dea dan Merlyn ini hancur, biarlah itu datang dari mereka. Bukan dari Rossy yang adalah pihak ketiga, yang adalah orang asing.

Saya nggak tau, seperti apa rasanya jadi waria. Saya nggak tau bagaimana rasanya hidup tertekan dengan 'tubuh yang salah'. Saya memang sebal dengan perut bergelambir saya, tapi saya bisa menyalahkan diri saya untuk itu. Saya nggak tau gimana rasanya harus hidup dengan cibiran orang, kiri kanan depan belakang, setiap hari.

Saya juga nggak tau, gimana rasanya jadi waria, yang lagi di TV, lantas dianggap menghancurkan hati orangtua saya. Tapi kalau saya dapat pertanyaan itu, rasanya saya akan sebal. Saya akan merasa dipojokkan.