Monday, November 10, 2008

(Rela) Dibohongi TV

Seberapa jauh kita rela dibohongi televisi?

Semalam saya melakukannya lagi, dengan menonton 'Termehek-mehek' di Trans TV.

Saya tahu tontonan ini lewat pertemuan keluarga. Sejumlah tante begitu gembira bertahan di depan TV sembari menonton acara ini. Saya sebelumnya tidak pernah mengikuti isi acara ini. Sekadar duduk, lalu mereka bercerita dengan riangnya soal betapa serunya 'Termehek-mehek'. 

Cerita yang paling sering 'dibanggakan' adalah soal seseorang yang mencari orang lain, lalu ternyata si orang yang dicari sudah meninggal. Atau seseorang kehilangan anaknya, lalu mencari dari satu kereta ke kereta lainnya karena si anak itu kabarnya dijadikan pedagang asongan. Atau pacarnya si anu tiba-tiba menghilang, setelah ditelusuri ternyata pacaran sama bapaknya si anu. Atau perempuan hamil tapi anaknya terpaksa dikasih ke pacarnya karena si kakek gak setuju cucunya ini menikah, lalu si cucu ini disekolahin di luar negeri, dan setelah balik, si cucu ini nyari anaknya sementara si keluarga mantan pacar malah marah-marah.

Secara umum, cerita-cerita di 'Termehek-mehek' memang ajaib. Extra ordinary. Too good to be true.

Lalu saya membaca bahwa isi program tersebut bohong adanya. Cerita yang ditampilkan adalah rekayasa. Semua orang disuruh berakting dan semuanya adalah skenario. Sandiwara. Ada banyak blog/multiply yang pernah nulis soal ini, seperti diadia dan dia. Diperkuat lagi dengan pernyataan penuh kekesalan dari teman saya yang mengatakan bahwa salah satu pemain di 'Termehek-mehek' adalah tetangganya. Si tetangga itu bahkan sampai 'disidang' warga setempat untuk memperjelas apakah itu betul dia atau bukan. Itu betul dia, dan dia tak punya masalah seperti yang tampil di 'Termehek-mehek'.

Jadi, betulan bohong.

Saya jadi penasaran, adakah aturan KPI yang mengurus soal tayangan bohong? Apalagi 'Termehek-mehek' masuk kategori reality show. Realitas mana yang dimaksud kalau cerita yang tampil adalah bohong belaka? Atau ini memang dimaksudkan sebagai fiksi? Mestinya tidak, karena di akhir acara selalu diumumkan alamat email termehekmehek@transtv.co.id bagi penonton yang ingin mencari seseorang. Persis seperti (so called) tujuan 'Termehek-mehek'.

Saya jadi penasaran, berapa ya rating 'Termehek-mehek' sekarang? Mengingat acara ini tampil dua hari, di Sabtu dan Minggu, mengingat kayaknya duras program diperpanjang, tampaknya rating program cukup baik. Rating baik untuk sebuah acara yang ceritanya bohong, menarik juga.

Saya jadi penasaran. Di antara kru 'Termehek-mehek', berapa banyak yang tahu kalau ceritanya bohongan? Berapa banyak yang pernah baca blog dan multiply yang mengulas kebohongan di acara itu? Apakah Panda dan Mandala tahu kalau klien yang mereka bantu sekadar berakting?

Berapa lama lagi penonton (rela) dibohongi?

2 comments:

Hesti Iman said...

mmm kalau pake uu tentang menyiarkan kebohongan publik bisa gak?(pertanyaannya ada gak?). Yah hang deh nih otak.

Anonymous said...

waduh, gatau deh ada atau enggak ya uu itu. mungkin ada di kuhp ya. tapi, gimana kita mendefinisikan 'kebohongan'? kan trans tv, lewat termehek-mehek', tidak menjanjikan apa pun.

duh untung deh gw gak kerja di tv. kalo iya, gw bisa gila ngkali ya.